.

Rabu, 03 Juni 2015

SUATU KETIKA (Sebuah Renungan)


Jika hari ini engkau ditakdirkan tiada, seperti apa engkau ingin dikenang?
            Suatu ketika, ketika tubuh saya terbujur kaku di atas pembaringan, para sanak, keluarga, tetangga dan orang-orang sekitar mendatangi saya. Mereka bertanya pada orang-orang yang saya tinggalkan. “ di mana ia?”. “dia sudah tiada dan telah pergi”. Lantas, mereka pun menangisi jasad  yang terbujur kaku itu.
            Manusia hanya pengendara di atas punggung usianya. Digulung hari, bulan dan tahun tanpa terasa . Nafas pun terus berhembus, setia menuntun kita ke pintu kematian. Sebenarnya dunialah yang kita jauhi dan liang kubur yang kita dekati. Satu hari berlalu, berarti satu hari berkurang umur kita. Umur kita yang tersisa hari ini sungguh tidak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita. Karena itu, jika satu hari berlalu tapi tiada pahala dan keyakinan kita bertambah, apalah arti hidup kita?
Seandainya kematian itu adalah akhir dari segalanya dan kita ditinggalkan begitu saja, maka kematian adalah tempat peristirahatan terindah bagi setiap yang hidup. Namun tidaklah demikian, karena kematian adalah awal dari kehidupan yang tidak berujung dan kita akan ditanya tentang segala sesuatu, sungguh penyesalan karena tidak bisa lagi mengerjakan amal sholeh jauh lebih menyakitkan daripada kematian itu sendiri.
Ajal kita adalah nafas yang dihitung.
Peristiwa dunia datang dan pergi silih berganti.
Di mana orang –orang dulu yang pernah kita lihat?
Kini mereka telah mati dan kita pasti mati setelah mereka.
Bagaimana aku ini…..
Kematian seakan sudah dihamparkan dihadapanku
Tapi aku masih sibuk memanjangkan angan-angan.
Kelalaianku dalam hari-hariku adalah kejelekan-kejelekanku yang akan dibungkus dalam kafan di liang kuburku.
Aku telah menyia-nyiakan sesuatu yang seharusnya aku kerjakan
(Syair Ali Shalih Al-Hazza)
Gema adzan seseorang dikumandangkan ketika si kecil lahir, dan shalat diakhirkan sampai ia mati. Ini menunjukkan bahwa hidupnya hanya sebentar, sebagaimana waktu antara adzan dan shalat. (Anonim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar