Ketika kita telah sampai pada titik
kejenuhan dalam menjalani hidup ini, sebenarnya hal apakah yang sebaiknya harus
kita lakukan? Perasaan kosong, kesepian, depresi, minder dan sebagainya
kadangkala begitu sukses menjadi boomerang untuk kita sendiri. Kadang kita
berpikir “ akh, untuk apa sih sebenarnya hidup ini?
Saat kita terpuruk seperti ini
sebenarnya tidak ada hal lain yang patut kita lakukan kecuali kembali, kembali
kepada siapa ?kembali kepada yang Maha segala tentunya, karena Dialah yang mengenggam
roh kehidupan ini. Problematika pelik yang kita hadapi sekalipun akan mengasah
karakter dan kepekaan jiwa kita agar senantiasa bangkit ketika keadaan mendesak sekali pun.
Kita hanya bisa merencana, tetapi
hanya Tuhan yang punya hak progatif untuk menentukan segalanya akan seperti
apa. Ibarat tanaman, kita hanya bisa menanamnya tetapi yang menumbuhkannya
adalah Tuhan.Sebagai manusia kadang kita memilih untuk amnesia dari hal-hal
yang sebenarnya perlu dan patut untuk kita pelajari dan renungkan.Optimisme, semangat juang,
cita-cita dan usaha. Ini adalah
pondasi untuk membuat kita tegak kembali sebenarnya.
Ada banyak hal dalam hidup ini yang mesti kita cari,
tidak sekedar menunggu sodoran dan
segala bentuk kebetulan lainya. Kita diciptakan dengan berbagai ragam corak
kebudayaan, adat istiadat dan tentunya dengan jutaan ribu manusia yang
berlalulalang di sekitar kita untuk bisa saling
mengenal dan mengambil contoh dan pelajaran dari setiap kejadian yang
mereka alami, sebagai salahsatu bekal kita untuk meraih dan melanjutkan hidup
ketingkat yang lebih baik dari sebelumnya.
Ada pepatah bijak
mengatakan “ setiap detik dari kehidupan adalah pelajaran dan setiap manusia
yang hadir dalam hidup kita akan membawa satu pelajaran tertentu pula untuk
kita”. Harusnya, seperti itu pulalah kita menjalani hidup ini. Bisa memberi
pelajaran dari kehidupan kita ke orang lain, dan bisa mengambil dan menerima
pelajaran dari kehidupan orang lain untuk kita pelajari. Pelajaran hidup itu
bukan untuk kita tunggu, tapi mesti kita cari dan jemput.
Mensyukuri nikmat hidup
adalah keniscayaan untuk meresapi
kekosongan ruhiyah yang terkadang membuntuti kita. Hidup bukan untuk
kita eluhkan maupun bukan untuk kita akhirkan sendiri. Hidup adalah untuk mencari,
menemukan dan memaknai segala kebosanaan, kekosongan, ketidakgairahan dan
kemelut-kemelut lainya untuk mendapatkan alasan untuk tidak terperosok dalam
hidup. Salah satunya adalah dengan mempelajari dan melihat bagaimana orang lain
menjalani hari mereka. Juga senantiasa bertasbih dan bertahmid kepadaYang Maha
Segala yang telah membuat kita ada dan bisa merasai setiap proses hidup yang
senantiasa berubah-ubah ini, sehingga ketika rasa jenuh itu menghampiri lagi,
kita sudah punya banyak amunisi untuk mengikisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar