.

Senin, 03 November 2014

Titik Jenuh


Ketika kita telah sampai pada titik kejenuhan dalam menjalani hidup ini, sebenarnya hal apakah yang sebaiknya harus kita lakukan? Perasaan kosong, kesepian, depresi, minder dan sebagainya kadangkala begitu sukses menjadi boomerang untuk kita sendiri. Kadang kita berpikir “ akh, untuk apa sih sebenarnya hidup ini?
            Saat kita terpuruk seperti ini sebenarnya tidak ada hal lain yang patut kita lakukan kecuali kembali, kembali kepada siapa ?kembali kepada yang Maha segala tentunya, karena Dialah yang mengenggam roh kehidupan ini. Problematika pelik yang kita hadapi sekalipun akan mengasah karakter dan kepekaan jiwa kita agar senantiasa bangkit ketika keadaan mendesak sekali pun.
            Kita hanya bisa merencana, tetapi hanya Tuhan yang punya hak progatif untuk menentukan segalanya akan seperti apa. Ibarat tanaman, kita hanya bisa menanamnya tetapi yang menumbuhkannya adalah Tuhan.Sebagai manusia kadang kita memilih untuk amnesia dari hal-hal yang sebenarnya perlu dan patut untuk kita pelajari dan renungkan.Optimisme, semangat juang, cita-cita dan usaha. Ini adalah pondasi untuk membuat kita tegak kembali sebenarnya.
            Ada banyak hal dalam hidup ini yang mesti kita cari, tidak sekedar menunggu sodoran dan segala bentuk kebetulan lainya. Kita diciptakan dengan berbagai ragam corak kebudayaan, adat istiadat dan tentunya dengan jutaan ribu manusia yang berlalulalang di sekitar kita untuk bisa saling  mengenal dan mengambil contoh dan pelajaran dari setiap kejadian yang mereka alami, sebagai salahsatu bekal kita untuk meraih dan melanjutkan hidup ketingkat yang lebih baik dari sebelumnya.
            Ada pepatah bijak mengatakan “ setiap detik dari kehidupan adalah pelajaran dan setiap manusia yang hadir dalam hidup kita akan membawa satu pelajaran tertentu pula untuk kita”. Harusnya, seperti itu pulalah kita menjalani hidup ini. Bisa memberi pelajaran dari kehidupan kita ke orang lain, dan bisa mengambil dan menerima pelajaran dari kehidupan orang lain untuk kita pelajari. Pelajaran hidup itu bukan untuk kita tunggu, tapi mesti kita cari dan jemput.
            Mensyukuri nikmat hidup adalah keniscayaan untuk meresapi  kekosongan ruhiyah yang terkadang membuntuti kita. Hidup bukan untuk kita eluhkan maupun bukan untuk kita akhirkan sendiri. Hidup adalah untuk mencari, menemukan dan memaknai segala kebosanaan, kekosongan, ketidakgairahan dan kemelut-kemelut lainya untuk mendapatkan alasan untuk tidak terperosok dalam hidup. Salah satunya adalah dengan mempelajari dan melihat bagaimana orang lain menjalani hari mereka. Juga senantiasa bertasbih dan bertahmid kepadaYang Maha Segala yang telah membuat kita ada dan bisa merasai setiap proses hidup yang senantiasa berubah-ubah ini, sehingga ketika rasa jenuh itu menghampiri lagi, kita sudah punya banyak amunisi untuk mengikisnya.
            So, mari belajar untuk menikmati hidup................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar