Bila
manusia berani bertikai atas nama Tuhan
Lalu
atas nama siapa lagi manusia berani berdamai?
Mengapa
hari menjadi benci
Anak
manusia mengembara memikul dendam
Melupakan
kampung nurani sendiri
Yang
dahulu terang di rembulan
Mengapa
hari menjadi amarah
Anak
manusia lahap menelan matahari
Jiwa
jadi kemarau tandus terbakar
Menghanguskan
sungai-sungai nurani
Hari
ini penantian
Anak
manusia merindu kicau burung
Menghibur
embun menanti pucuk daun
Tetapi
ini duka, ini luka
Masih
dalam dan kelam bagi sebiji rasa rindu
Tapi
duka luka ini
Masih
lembah gelap bagi setitik lentera
Yang
menggigil diterpa angin rimba
Bila
manusia berani bertikai atas nama tuhan
Lalu
atas nama siapa lagi manusia berani berdamai?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar