.

Minggu, 19 Oktober 2014

Manusia-manusia, Tuhan

Bila manusia berani bertikai atas nama Tuhan
Lalu atas nama siapa lagi manusia berani berdamai?

Mengapa hari menjadi benci
Anak manusia mengembara memikul dendam
Melupakan kampung nurani sendiri
Yang dahulu terang di rembulan

Mengapa hari menjadi amarah
Anak manusia lahap menelan matahari
Jiwa jadi kemarau tandus terbakar
Menghanguskan sungai-sungai nurani

Hari ini penantian
Anak manusia merindu kicau burung
Menghibur embun menanti pucuk daun

Tetapi ini duka, ini luka
Masih dalam dan kelam bagi sebiji rasa rindu
Tapi duka luka ini
Masih lembah gelap bagi setitik lentera
Yang menggigil diterpa angin rimba

Bila manusia berani bertikai atas nama tuhan

Lalu atas nama siapa lagi manusia berani berdamai?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar