.

Sabtu, 08 November 2014

Seonggok Pribadi Luka

Pulang kesarang merapal nujum
laun perselingkuhan jiwa membumbung
langit semakin sempit
tanah menggelinding
binatang menggeliat-geliat

kusebut namamu Tuhan di puncak jiwaku
ketika akal mendaki segunduk pikiran
lumayan masih kuingat
ketika aku melucuti debu
ketika rasa mengabu

lantas kutanya surga yang berbeda
apa jawabnya ketika Tuhan masih diam
tak tersentuh eja–ilmu peradaban

Simpan kebencianmu walau berada di hujung lidah..
Aku hanya seonggok pribadi luka
Yang penuh nista

Kubersimpuh mengangkat tangan dihadapan Rabb,,,inilah kenistaanku
Insan biasa penuh hitam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar